Rabu, 26 Oktober 2011

Malam sepi, basah tanah. Udara bersahabat. Siang tadi hujan mengguyur deras. Sempat membuatku cemas. Karena belum satu minggu ini, datang hujan mulai rutin selepas terik matahari pagi sampai siang. Masih membekas memori hujan tahun lalu, atau mungkin di awal tahun ini (butuh buka2 diary lagi); rumahku diserbu air hujan, akibat pengelolaan saluran air desa yang dibiarkan dijejali sampah rumah tangga. Padahal pihak desa sudah menguras kali dan got sedemikian dalam dibarengi pembuatan tong sampah permanen atas nama proyek desa. Namun tetap saja mental perilaku semau gue dari masyarakat yang tidak ikut kena 'proyek'. Tidak ikut diperbaiki, akhirnya pembangunan yang menggunakan uang rakyat menjadi kurang bermanfaat. Tentu saja, 'mereka-mereka' tidak memikirkan ini karena proyek2 semacam itu sesungguhnya untuk memenuhi perutnya sendiri. Suatu 'penyakit kronis' yang menjangkiti hampir semua institusi pemerintah yang seharusnya menjadi contoh masyarakat ke hal pembangunan mental yang tidak korup (ups!). Air hujan yang mengalir di selokan yang tersumbat sampah2 rumah tangga itu akhirnya meluap ke arah rumahku yang berdiri di pinggir kali dan terminal terakhir air selokan menuju kali. Air itu sudah tercampur sampah rumah tangga dan kotoran2 kambing yang mungkin terbawa arus. Kalau sudah begini tetangga yang tidak terima biasanya antara sesama tetangga terjadi cekcok hanya gara2 masalah selokan. Untung saya tidak ikut2 seperti mereka. Lebih pada memikirkan diri sendiri; kapan nih saatnya mulai meninggikan pondasi dan halaman rumah, sehingga bila datang hujan lagi tak perlu was2 rumahnya kebanjiran. Malam mulai larut. Hujan siang tadi menyegarkan keinginan menulis lagi, membuka blog ini pun gak sengaja. Untung passwordnya masih kusimpan (thx mbah google, menuntunku kembali menulis, menulis hujan).***[pojok toko:26102011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar