Senin, 07 Mei 2012

Mendung Menggantung

Melihat cuaca mendung, energi matahari redup seketika. Begitu alamiah pandangan fatamorgana ini. Serbuan itu bisa berbentuk pasukan angin dingin. slide-slide film dalam pikiran menawarkan drama kasur empuk, selimut hangat, di luar sebentar lagi hujan, jalanan becek, banjir menggenang menyebabkan beberapa ruas jalan menuju tempat kerja macet, ada jatah cuti yang belum diambil, istri menggoda. Semua serbuan itu mengarah pada menara suar pikiran kita, dan akhirnya merambat sampai ke segala divisi di tubuh kita. Kita bisa tiba-tiba lesu, aliran sungai pikiran mampet. Rencana semula bisa berubah hanya gara-gara Mendung menggantung. Target yang ingin kita capai jadi menggantung... Seorang pendaki gunung mungkin hal biasa menemui cuaca Mendung Menggantung. Karena terbiasa itu, lama-lama seperti sudah menjadi bagian dari keluarga. Sahabat yang selalu menemani. Tresno jalaran seko kulino. Cinta karena terbiasa bertemu. Tidak kenal maka tak sayang. Cuaca mendung menggantung bukan menjadi momok atau musuh tetapi malah justru jadi sahabat. Sahabat yang memberi kehangatan. Kehangatan pikiran, menyibak segala awan gelap. pancaran pikiran seperti matahari bersinar terang. Jalan seperti mudah dilalui. Tidak ada salahnya, Cuaca Mendung Menggantung mulai kita masukkan sebagai bagian keluarga yang harus kita perhatikan. Agar hidup kita selalu seimbang. Tidak hanya memikirkan diri sendiri. Yang mengundang Cuaca Mendung menjadi persoalan.****(kr.asem,08/052012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar